Buku Media Pengajaran

MEDIA PENGAJARAN
Dr. Nana Sudjana & Drs. Ahmad Rivai

Trianata Wahyu S | Review Buku | February 1, 2019

Media Pengajaran
Buku yang ditulis oleh Dr. Nana Sudjana & Drs. Ahmad Rivai merupakan cetakan ke sembilan pada bulan April 2010. Buku ini dicetak dan diterbitkan oleh Penerbit Sinar Baru Algesindo Bandung yang bekerja sama dengan Pusat Penelitian Pengajaran dan Pembidangan Ilmu Lembaga Penelitian IKIP Bandung.

Kata Pengantar
Upaya meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar para siswa di setiap jenjang dan tingkat pendidikan perlu diwujudkan agar diperoleh kualitas sumber daya manusia Indonesia yang dapat menunjang pembangunan nasional. Upaya tersebut menjadi tugas dan tanggungjawab semua tenaga kependidikan. Sungguhpun demikian kita akan sependapat bahwa peranan guru sangat menentukan, sebab gurulah yang langsung dalam membina para siswa di sekolah melalui proses belajar mengajar. Oleh sebab itu upaya meningkatkan kualitas pendidikan harus lebih banyak dilakukan para guru dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai pendidik dan pengajar.

Salah satu upaya dimaksud adalah penggunaan media pengajaran dalam proses belajar mengajar. Penggunaan media pengajaran dapat mempertinggi kualitas proses belajar mengajar yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hasil belajar para siswa. Buku ini mencoba menjelaskan media pengajaran baik yang berkenaan dengan penggunaannya dalam proses belajar mengajar maupun pembuatannya sepanjang dimungkinkan oleh para guru. Isi buku ini terdiri atas delapan bab diawali degan uraian mengenai dasar-dasar penggunaan media dalam proses belajr mengajar, berbagai jenis media pengejaran dan diakhiri dengan membahas lingkungan sebagai media pengajaran. Kiranya buku ini dapat dimanfaatkan oleh para guru disetiap jenjang dan jenis pendidikan, serta para calon guru dalam memperkaya wawasan dan keterampilan untuk menyandang profesi guru.

Semoga buku ini ada manfaatnya.


Penyusun



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I PENGGUNAAN MEDIA PENGAJARAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
  1. Nilai dan manfaat Media Pengajaran
  2. Jenis dan Kriteria Memilih Media Pengajaran

BAB II KETERBACAAN VISUAL SEBAGAI DASAR MEDIA PENDIDIKAN
  1. Realisme dalam Pesan Visual
  2. Pesan Visual dan Proses Belajar Mengajar
  3. Grafis Sebagai Media Visual

BAB III MEDIA GRAFIS (GRAFIKA)
  1. Bagan
  2. Diagram
  3. Grafik
  4. Poster
  5. Kartun
  6. Komik

BAB IV GAMBAR FOTOGRAFI
  1. Gambar Fotografi sebagai Media Pengajaran
  2. Prinsip-prinsip Pemakaian Gambar Fotografi
  3. Produksi Gambar Fotografi
  4. Komposisi dalam Memotret

BAB V MEDIA PROYEKSI
  1. Overhead Projector
  2. Slide dan Filmstrip

BAB VI MEDIA AUDIO
  1. Penggunaan dalam Pengajaran
  2. Kegiatan Perekaman
  3. Penulisan Naskah Audio
  4. Fasilitas dan Fungsi peralatan Audio

BAB VII MEDIA TIGA DIMENSI
  1. Jenis Model dan Penggunaannya
  2. Membuat Model
  3. Membuat Boneka dan Panggung
  4. Penggunaan Benda-benda Nyata

BAB VIII LINGKUNGAN SEBAGAI MEDIA PENGAJARAN
  1. Teknik Menggunakan lingkungan
  2. Jenis Lingkungan Belajar
  3. Lnagkah dan Prosedur Penggunaan

DAFTAR LITERATUR


RANGKUMAN

BAB I
Kedudukan media pengajaran ada dalam komponen metode mengajar sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru-siswa dan interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya. Oleh seeb itu fungsi utama dari media pengajaran adalah sebagi alat bantu mengajar, yakni menunjang penggunaan metode mengajar yang diperhunakan guru.

Melalui penggunaan media pengajaran diharapkan dapat mempertinggi kualitas proses belajar mengajar yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar siswa. Beberapa jenis media yang biasa digunakan dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran dapat digolongkan menjadi media grafis, media fotografis, media tiga dimensi, media proyeksi, media audio dan lingkungan sebagai media pengajaran.

BAB II
Hasil penelitian tentang keterbacaan visual dihubungkan dengan hasil belajar, menunjukkan bahwa visualisasi pesan pada kedua kutub, yang abstrak dan konkret membawa pengaruh yang sama terhadap hasil belajar siswa. Dengan kata lain, gambar yang terlalu abstrak tidak jelas bagi siswa sedangkan gambar yang terlalu jelas rinciannya pun membingungkan siswa.

Penggunaan media visual dalam proses belajar mengajar perlu memperhatikan keterbacaan visual (visual literacy) demi meningkatkan efektivitas hasil belajar siswa.

Dalam merancang media grafis perlu mempertimbangkan segi artistiknya, seperti kesederhanaan, keterpaduan, komposisi, penekanan, keseimbangan, ruang, tekstur dan lain-lain guna mempertinggi daya tarik serta motivasi belajar.

BAB III
Media grafis didefinisikan sebagai media yang mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas dan kuat melalui suatu kombinasi penggunaan kata-kata dan gambar-gambar. Media grafis sangat memadai untuk menyampaikan informasi dalam bentuk rangkuman yang didapatkan; penyajian dari hubungan informasi kuantitatif, seperti pada grafik; Gambaran hubungan-hubungan misalnya pada bagan, grafik, diagram dan sejenis abstraksi-abstraksi seperti kartun, diagram dan peta. Jenis-jenis media grafis yang dapat dimanfaatkan dalam pengajaran meliputi bagan, diagram, grafik, poster, kartun dan komik. Setiap jenisnya memiliki keunikan tertentu didalam penerapan instruksionalnya.

Bagan adalah kombinasi dari berbagai media grafis dan media gambar yang dirancang untuk memvisualisasikan hubungan antara fakta-fakta pokok atau gagasan pokok dengan cara teratur dan logis. Bentuk-bentuk yang khas misalnya bagan pohon, bagan arus dan bagan tabel.

Diagram merupakan penggambaran yang disederhanakan dirancang untuk mempertunjukan hubungan timbal balik terutama dalam arti garis-garis dan lambang-lambang. Diagram tingkat abstraksinya lebih tinggi dan mempunyai paling sedikit rincian. Oleh sebsb itu diperlukan latar belakang informasi sebelum dapat dipergunakan secara efektif.

Grafik merupakan penyajian visual dari data berangka, memperlihatkan hubungan kuantitatif yang lebih efektif daripada medium lain, akan tetapi sebagaimana halnya dengan diagram, grafik juga memerlukan latar belakang pengalaman serta informasi supaya menjadi efektif sebagai alat pengajaran. Bentuk-bentuk khususnya adalah grafik garis, grafik batang dan grafik gambar.

Poster adalah ilustrasi gambar yang disederhanakan didalam ukuran besar dirancang untuk menarik perhatian pada gagasan pokok, fakta atau peristiwa. Poster merupakan perpaduan antara kesederhanaan dan dinamis. Fungsi utamanya adalah untuk membangkitkan motivasi, minat, ingatan atau iklan.

Kartun merupakan penyajian gambar atau karikatur tentang orang, gagasan atau situasi yang dirancang guna mempengaruhi opini masyarakat. Kartun politik salah satunya merupakan sumber-sumber informasi dengan suatu dampak visual yang kuat didasarkan pada lelucon, penggambaran yang tajam serta kompak. Ada beberapa bukti bahwa kartun sangat berharga dipergunakan dalam pengajaran pada tahapn menengah dari pada ditahap dasar, disebabkan karena kartun-kartun komersial dipersiapkan khusus untuk orang dewasa.

Komik merupakan bentuk kartun dimana perwatakan sama membentuk suatu cerita dalam urutan gambar-gambar yang berhubungan erat dirancang untuk menghibur para pembacanya. Walaupun komik telah mencapai popularitas secara luas terutama sebagai medium hiburan, beberapa materi tertentu dalam penggolongannya ini memiliki nilai edukatif yang tidak diragukan. Pemakaiannya yang luas dengan ilustrasi berwarna, alur cerita yang ringkas, dengan perwatakan orangnya yang realistis menarik semua siswa dari berbagai tingkat usia. Buku-buku komik dapat dipergunakan secara efektif oleh guru-guru dalam usaha membangkitkan minat, mengembangkan perbendaharaan kata-kata dan keterampilan membaca, serta untuk memperluas minat baca.

BAB IV
Pada dasarnya memotret itu adalah menggambar dengan cahaya. Oleh sebab itu perlu diketahui ketiga macam kombinasi variabel yang serasi, yaitu jarak, diafragma, dan kecepatan.

Karena gambar itu bersifat dua dimensi maka perlu diketahui beberapa karakteristiknya, guna memperoleh keuntungan dalam mengevektivitaskan proses belajar mengajar. Beberapa karakteristiknya dari gambar fotografis itu antara lain:
  1. Bersifat dua dimensi, sehingga perlu penambahan dampak tiga dimensional kepada bentuk dan kesan kedalaman (depth) yang jelas.
  2. Bersifat diam (still picture), sehingga amat sesuai untuk mengungkapkan fakta dan peristiwa yang bersifat aktual.
  3. Bersifat rekaman fakta, sehingga cocok sekali untuk tujuan pengajaran yang memerlukan kecermatan atau penelitian.
  4. Bersifat still-life berkesan hidup, dengan demikian media ini memerlukan sentuhan artistik seperti komposisi, keseimbangan, titik perhatian, pewarnaan serta kualitas teknik yang memadai.

BAB V
Manfaat media overhead projector (OHP) dalam pengajaran antara lain adalah mempertahankan komunikasi tatap muka sehingga guru mudah mengontrol siswa selama dia mengajar. Mudah dipergunakan dan praktis, karena dapat dipakai ditempat yang terang cocok untuk semua ukuran kelas, mempnyai variasi teknik penyajian yang tidak membosankan serta mudah sekali dioperasikan oleh setiap pemakai.

Namun demikian media jenis ini mempunyai kelemahan misalnya untuk memproyeksikan pesan atau isi pelajaran di transparans diperlukan perangkat keras khusus yaitu  overhead projector. Diperlukan juga keterampilan menuliskan pesan yang ringkas dan jelas dan menuntut penataan ruangan yang baik.

Media slide dan strips sangat berfaedah dipakai dalam pengajaran, karena beberapa keuntungan yang dimilikinya misalnya dapat membangkitkan motivasi belajar, merangsang minat siswa dalam meneliti bahan pelajaran lebih jauh. Media ini sangat baik untuk tujuan mengembangkan pengertian konsep abstrak menjadi lebih kongkret membantu mengingat isi materi pelajaran yang bersifat verbal. Itulah mengapa media ini cocok dipakai dalam drill bercakap-cakap bahasa asing. Namun demikian media ini mempunyai keterbatasan karana tidak mampu menampilkan gerak, memerlukan tape recorder sebagai pelengkap suara. Yang perlu diperhatikan oleh guru dalam pemakaian slides dan strips adalah relevansi materi slides terhadap materi pelajaran, hendaknya dapat merangsang diskusi dan gambaran-gambarannya harus cukup tajam dan kontras.

BAB VI
Manfaat media audio didalam pengajaran terutama dirasakan benar dalam melatih berbahasa asing music literary, belajar jarak jauh, dan peket belajar atau modul untuk tujuan belajar mandiri.

Ada beberapa keuntugan yang dapat diperoleh dari jenis media ini antara lain dalam hal melatih daya ingat dan mengungkapkan kembali gagasan cerita yang telah disimak. Melatih diri dalam memisahkan informasi yang relevan dari yang tak relevan serta dapat pula melatih daya analisis.

Dalam media audio itu ada beberapa kelemahan dari media ini antara lain audio dalam penggunaannya memerlukan latihan khusus, diperlukan juga perbendaharaan kata-kata bagi para pendengarnya untuk bisa memahami isi pesan yang disampaikannya, dalam hal-hal tertentu perlu dibantu dengan media visual, misalnya slides atau strips.

BAB VII
Sebuah model memberikan impresi tiga dimensi dari objek nyata baik yang hidup maupun yang tidak. Oleh sebab itu modal sangat membantu dalam mengkomunikasikan hakikat dari berbagai benda, baik yang terlalu besar, terlalu kecil, terlalu jauh maupun dekat sehingga dapat dipahami oleh siswa.

Sebuah model dapat dibuat untuk memperlihatkan karakteristik bagian luar saja misalnya solid model atau struktur bagian dalam objek misalnya cutaway model atau urut-urutan bagian-bagian misalnya build-up model atau cara kerja misalnya working model atau aspek-aspek lain dari benda nyata. Diorama merupakan mode; khusus yang menciptakan suasana lingkungan tertentu, boneka merupakan variasi bentuk model yang diperuntukkan bagi pertunjukkan lakon-lakon dramatisasi. Sebagai contoh boneka Si Unyil amat populer di kalangan para siswa.

Penggunaan benda nyata (real life materials) di dalam proses belajar mengajar terutama bertujuan untuk memperkenalkan suatu unit pelajaran tertentu, dalam proses kerja suatu objek studi tertentu atau bagian-bagian serta aspek-aspek lain yang diperlukan.

BAB VIII
Lingkungan sebagai media dan sumber belajar para siswa dapat dioptimalkan dalam proses pengajaran untuk memperkaya bahan dan kegiatan belajar siswa di sekolah. Prosedur belajar untuk memanfaatkan lingkungan sebagai media dan sumber belajar ditempuh melalaui beberapa cara antara lain berkemah, karyawisata pendidikan, praktek lapangan, pelayanan pada masyarakat. Ada tiga macam lingkungan belajar yakni lingkungan sosial, lingkungan alam dan lingkungan buatan.

Agar penggunaan lingkungan sebagai media dan sumber belajar berhasil baik hendaknya dipersiapkan secara seksama melalui tiga tahapan kegiatan yakni tahap persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut. Dalam setiap tahapan diatas hendaknya dilibatkan guru dan siswa sehingga semua kegiatan belajar dan pemanfaatan lingkungan belajar menjadi tanggung jawab para siswa itu sendiri.




Buku itu jendela dunia,
Buku itu jembatan ilmu pengetahuan,
Buku itu bisa membawa perubahan.

Untuk download filenya:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

loading...